Saturday, August 20, 2011

Tips- Bermain Biola

Reader's Top 20 Tips
(http://www.violinist.com/tips/)
  1. It's better to practice every day than to practice for a long time on one day a week.
  2. Practice one difficult part to perfection rather than playing through the whole song many times to try to make it better.
  3. Get off the computer and practice
  4. Practice performing. Play your piece for your dog, your mom, your friend, your family before you have to play it for a concert.
  5. Listen to other violinist play.
  6. Although many people neglect a good bow technique and control is the key to become a good violinist as most of the tone coloring is related to good bow control.
  7. Start every session with a goal and plan. Subject them to constant review.
  8. Every note has a beginning, a middle and also an end
  9. Find a chinrest that works for you. Some go in the middle, some are higher, and so on, depending on your neck.
  10. Practice your 3 octave scales and arps daily to perfection. Practice them with varying articulations. You can learn lots of bowing techniques while practicing your scales at the same time
  11. Practice the music you are working on in sections.
  12. Enjoy yourself when playing the violin -- otherwise there's no point.
  13. When you keep making the same mistake constantly and you get frustrated, stop and rest, then go back playing
  14. Wipe off your violin with a cotton cloth every time you put it away, so the rosin dust does not build up and become difficult to remove
  15. Always remember sleep is of paramount importance for the brain to learn what you've practiced
  16. Listen to the Pros. It's good to hear violin at it's best.
  17. Pratice smarter not harder.
  18. Breathe with the music.
  19. Learn your etudes: Mazas, Kreutzer, Rode, Fiorillo, Gavinies, Dont and so on.
  20. If you believe you played poorly, don't apologize or appear disappointed. You may not have played as well as in your rehearsals but your judges may have liked it!
Read More...

Saturday, August 13, 2011

Hilmi dan Ify - Dari Kenalan Lama menjadi Teman no 1

Banyak yang penasaran bagaimana Hilmi bisa nyanyi bareng sama Ify. Hilmi bukan anak ICIL, Ify bukan anak MLP.  Beginilah ceritanya.

Hilmi ketemu Ify pada saat audisi  ICIL 1, keduanya masuk audisi lewat jalur sekolah musik Farabi, karena keduanya murid sekolah musik itu. Hilmi murid sekolah musik Farabi Bogor, dan  Ify murid Farabi Jakarta. Ify lolos masuk 50 besar dan tampil di TV. Hilmi tidak lolos pada babak ini. Selanjutnya Ify sibuk dengan ICILnya, sedangkan Hilmi memutuskan menempuh jalur pengembangan diri melalui berbagai kompetisi vokal, cipta lagu dan main piano, serta mengisi acara di berbagai event( lihat Biografi Hilmi).

Sampai suatu saat (3 tahun kemudian), kejutan manis ketika tahu Hilmi dan Ify sama-sama menjadi dubber untuk film musikal “Melodi” yang disutradarai oleh Harry Dagoe. Hilmi mengisi suara lagu-lagu yang dinyanyikan oleh pemeran Ruly (Emir Mahira) dan Ify mengisi suara untuk lagu-lagu yang dinyanyikan sahabat Ruly.  Jadilah Hilmi dan Ify berduet dalam lagu “Teman  No 1” dan “Suatu Malam". 

Kejutan berikutnya,  ketika akhirnya Hilmi sekeluarga tahu yang memberi info casting MLP pertama kali adalah tante Gina Sonia (mama Ify). Rupanya tante Gina Sonia, masih ingat Hilmi ketika  ketemu pertama kali dalam audisi ICIL 1. Sebagai informasi, no kontak Tante Gina sempat  terhapus di  phonebook Ibu Hilmi, sehingga tidak mengenali no kontak Tante Gina. Begitulah info casting dari mama Ify lah yang telah mengantar Hilmi sampai akhirnya ikut Musikal Laskar Pelangi ke session 2 dan mudah-mudahan sampai ke Esplanade Singapura.  Memori Tante Gina ini pula yang juga membuat Tante Gina mengajak Hilmi untuk tampil bareng sama Ify pada acara Hardiknas 2011 yang lalu bersama Kelvin dan Sivia (anak-anak ICIL) membawakan lagu Hilmi “Aku Anak Pintar”. Kebetulan lagu yang dibawakan adalah lagu Himi yang memperoleh AMI AWARD 2008.

Begitulah Hilmi memang kenalan lama Ify yang menjadi "Teman No 1"
Read More...

Sunday, August 7, 2011

Lirik - Bege Tuhan (Opera Batak)

Dinyanyikan Hilmi sebagai pemeran Tagor kecil dalam "Opera Batak" yang dipentaskan pada tanggal 30 Juli 2011, di Teater Jakarta (TIM), Jakarta.



BEGETUHAN
Ciptaan: Tarida Hutahuruk

Tuhan … masihkah mau Kau
Mendengarkan
doaku
Tuhan …
masihkah gerangan
Sembahku Kau
terima, mana tangan-Mu
Gelapnya
jalan yang kini kutempuh
Sesatnya
anak-Mu kini melangkah 


Dengar Tuhan … ratapanku 

Tuhan … tangihonon-Mu dope
Naeng
tangiangku
Tuhan …
najangkonon-Mu dope
Nang
somba-sombaku
Tangihon
ahu, holom… nidalan sidalananki
N’dang
lilu Ahu ulaning mangalangka 


Bege Tuhan … Naposomon, Bege Tuhan … Naposomon 
Read More...

Lirik - Rumput Bertasbih (Opick feat FLO)

RUMPUT BERTASBIH
Ciptaan: Opick
Penyanyi: Opick feat finalis FLO (Festival Lagu Opick)
Album :The Best of Opick (2011)


Alam raya bertasbih memuji keagungan
Rumput-rumpuit ilalang, daun, pohon dan ikan
Bersujudlah segala di hadapan sang Raja
Berharap memohon karunia-Nya

Allah yang Maha Besar, Allah Maha Dermawan
Allah yang menciptakan, Allah tiada bandingan
Allah Allah Allahhu Allah Dia Maha Pemurah, Dia Allah Maha Penyayang

Allah ... Allah ... Allah ... Allah ...berstabihlah alam raya
Allah ... Allah ... Allah ... Allah ... memuji dan memuja-Nya

Matahari rembulan bintang langit lautan
Berserah berpasrah kepada-Nya
Dialah sang pencipta di tangan-Nya kuasa
Hitamnya putihnya manusia

Allah yang Maha Besar, Allah Maha Dermawan
Allah yang menciptakan, Allah tiada bandingan
Allah Allah Allahhu Allah Dia Maha Pemurah, Dia Allah Maha Penyayang

Allah ... Allah ... Allah ... Allah ...bertasbihlah alam raya
Allah ... Allah ... Allah ... Allah ... memuji dan memuja-Nya

Subhanallah ..... Subhanallah ..... 4 X
Allah ..... Allah 4 x

Alam raya bertasbih memuji keagungan
Rumput-rumpuit ilalang, daun, pohon dan ikan
Matahari rembulan bintang langit lautan
Berserah berpasrah kepada-Nya

Allah ... Allah ... Allah ... Allah ... bertasbihlah alam raya
Allah ... Allah ... Allah ... Allah ... memuji dan memuja-Nya
Allah ... Allah ... Allah ... Allah ... bersujudlah wajah-wajah
Allah ... Allah ... Allah ... Allah ... berharapkan karunia-Nya
Read More...

Review - Musikal Laskar Pelangi (3)

Music News

Selasa, 05 Juli 2011 09:22

Musikal Laskar Pelangi : Sebuah Karya Agung Pertunjukan Dari Para Maestro Bag. 3

Musikal Laskar Pelangi
(dari bagian 2)
(baca juga Musikal Laskar pelangi Bag. 1)
Ikal mampu ditampilkan dengan baik dengan sifat baiknya. Atau Mahar dengan segala ke "sotoy"annya namun cerdas. Kucai, si kecil riang yang menjadi favorit semua penonton , atau Lintang, si jenius pemikir yang luar biasa.
Kesemuanya mampu melebur menjadi satu dengan para casts lain. Jelas latihan dan workshop berbulan-bulan membuat mereka tampil semakin bersinar di pertunjukan kedua ini.
Lihat ketika Ikal pergi ke pasar gantong dan bertemu Ling-Ling dan menyanyi Jari-Jari Cantik. Suara yang bening mampu membuat kita tersenyum sekaligus tersindir mengingat pengalaman cinta pertama kita.

Atau Mahar dengan suara serak dan lebih dewasa, seperti menjadi bintang rock n roll di panggung tersebut.
Tapi, puncak dari penampilan itu adalah ketika Lintang dan Ikal bernyanyi di atas panggung, menyuarakan kerinduan mereka terhadap teman dan ayah di adegan Berita Dari Lintang, air mata pun tak berhenti mengalir.

Musikal Laskar Pelangi berhasil meletakkan standar yang tinggi di pertunjukan musikal. Harus diakui akan sangat sulit bagi para penerusnya untuk menyamai sensasi yang didapat ketika menonton pertunjukan ini.

Seluruh elemen yang ada mampu dirangkai dan dijahit menjadi sebuah penampilan yang sederhana, namun megah, serta cerdas.
Tidak ada unsur kenes sama sekali, seperti yang pernah ditulis oleh sebuah harian terkemuka.
Yang ada hanyalah sebuah pertunjukan masterpiece yang membuat kita bangga sebagai sebuah bangsa  memiliki daerah terpencil yang sering diabaikan, Belitung dengan kultur Melayunya.
Menyaksikan Musikal Laskar Pelangi kita mampu dibuat percaya bahwa mimpi mampu menjadi nyata dan besar, seperti mimpi ketika Andrea Hirata, Riri Riza dan Mira Lesmana, tertatih mewujudkan sekelompok anak kecil yang menginspirasi banyak orang ini.
Dan kita juga mendapatkan pemahaman dan pengertian baru tentang hidup tanpa harus menggurui.
Ketika satu persatu pemain sudah menampilkan diri dan memberi salam kepada penonton, penghargaan terbesar standing ovation adalah hal yang wajib diberikan kepada pertunjukan Musikal Laskar Pelangi.
Dan juga kabar yang harus disampaikan kepada semua orang, bahwa inilah pertunjukan tentang Indonesia yang memuat kita bangga.
" Hoi…Hoi..Hoi Kami ini orang asli Belitong…Nasib kita akan berubah!!"

 (tz/bm) Read More...

Review - Musikal Laskar Pelangi (2)

Music News

Selasa, 05 Juli 2011 09:13

Musikal Laskar Pelangi : Sebuah Karya Agung Pertunjukan Dari Para Maestro Bag. 2

Musikal Laskar Pelangi
Tidak seperti penampilan pertamanya tahun lalu, kali ini set yang dibangun terlihat lebih ringan namun detail.
Seperti set sekolah Muhammadiyah ataupun set pada saat karnaval berlangsung. Jay mampu menghadirkan Belitong di sebuah panggung yang terbatas di Teater Jakarta lewat visualisasinya.
Sebuah padang rumput savana yang terdiri dari 3 tingkat, dan terdapat jalanan menurun, perusahaan PN Timah, SD PN Timah, ataupun pasar tradisional ditampilkan secara apik ditambah detil-detil kecil yang menambah kesempurnaan.

Seperti ketika suasana di pasar, tiba-tiba menyelip orang gila. Atau ketika karnaval ada karakter Aling yang tiba-tiba melintas melalui sepeda. Dan juga seperti ketika karakter anak gantong yang melintas menggunakan sepeda menuruni turunan jalan rumput savana.
Semua detil kecil yang sekilas remeh-temeh tersebut menimbulkan perasaan "berdesir" ketika menyaksikannya.
Jay pun mampu menampilkan keindahan artistik melalui silut-siluet yang ditampilkan lewat permainan cahaya dan layar yang ada di belakang panggung dan juga di depannya.
Terlihat ketika Pak Harfan menjelaskan pelajaran atau ketika tokoh Lintang menjelaskan soal saat disalahkan dalam sebuah kompetisi.

Atau ketika anak-anak Gantong bersama Bu Muslimah menyanyikan Overture Sahabat Alam, setelahnya hadir hujan dan pelangi yang membuat para penonton melongok kagum.
Dan juga seperti detail siluet para anak-anak berjalan di rumput savana dengan bayangan matahari senja, pepohonan dan bias sinar lembayung, semuanya menjadikan penonton semakin terpuaskan imajinasinya.
Juga lihat ketika terpapar visualisasi pergantian waktu dari pantai di waktu siang, menjadi malam dengan bintang danbulan, serta pergantian musim yang ditampilkan di layar dengan pohon yang meranggas.
Perpaduan antara konsep panggung, set, permainan cahaya dan efek khusus layar menjadi perpaduan apik dan sempurna.
Koreografi pun menjadi hal yang tak kalah penting.
Hartati yang berpengalaman menari puluhan tahun , mampu menampilkan gerkan-gerakan indah, sederhana nan efektif.
Kesemua casts mampu bergerak dan menyanyi dengan baik, karena gerakannya simple.
Sebagai seorang yang pernah berkecimpung di tari Melayu, saya melihat banyak gerakan-gerakan Zapin dan gerakan standar tari Melayu , seperti step, lenggang ataupun gerakan patah-patah dan stakato yang khas Melayu, sehingga para penonton tak henti-hentinya memberikan tepuk tangan membahana setiap adegan berakhir.
Koreografi yang diberikan Hartati, mampu menghadirkan nuansa Melayu dan membuat orang ingin berjoget. Di tangan sekelas Hartati, Melayu berubah menjadi elegan , tidak seperti beberapa tahun terakhir , ketika Melayu diangkat oleh musisi yang mengatasnamakan musik Melayu, hingga dicap kampungan. Salut untuk Hartati.

Namun,yang paling penting adalah para pemain.
Riri Riza dan Mira Lesmana sangat jeli melihat potensi sang pemain.
Tentunya dibantu seorang acting coach Yuyu Unru dan pelatih vokal Nyak "Ubiet" Ina Raseuki para pemain mampu bermain maksimal, hingga ke para pemain pendukung.
Para pemain yang rata-rata memiliki kualitas vokal di atas rata-rata tersebut , juga mampu menghadirkan kemampuan akting yang berbanding lurus dengan suara mereka.
Dira Sugandi misalnya. Penyanyi bersuara dahsyat ini benar-benar membuat penonton percaya bahwa dialah Bu Muslimah.
Akting didukung kostum yang sesuai mampu membuat penonton gembira sekaligus sedih melihat pergantian emosi yang ditampilkannya. Dira pantas disebut the next big thing ratu pentas di tahun-tahun mendatang.
Karakter Pak harfan juga dimunculkan dengan sesuai oleh Chandra Satria.

Pria yang sudah berpengalaman di pentas musik dan musikal ini, beralih rupa menjadi sosok paruh baya yang bijaksana melalui tutur dan bahasa tubuhnya.
Jalannya yang agak terbungkuk dan tertatih, turut memperkuat kesan arif dan bijak. Suaranya yang lantang, tegas disertai artikulasi yang jelas, membuat saya ingin memiliki pak guru seperti Pak Harfan.
Tentu saja kita tidak bisa melewatkan ke sepuluh bocah yang mnjadi bintang utama di musikal maupun filmnya.
Karakter Laskar Pelangi yang terdiri dari Ikal ( Christoffer Nelwan), Lintang ( Hilmi Faturrahman), Mahar ( Patton Otlivio Latuperissa). Kucai ( Muhammad Asy'ari Afif), Sahara ( Ratnakanya Annisa Pinandita) atau Harun ( David Samuel) mampu mencuri perhatian dengan tingkah polah mereka.
(dari bagian 1)
(bersambung ke bagian 3)
(tz/bm) Read More...

Review - Musikal Laskar Pelangi (1)

Music News

Selasa, 05 Juli 2011 08:55

Musikal Laskar Pelangi : Sebuah Karya Agung Pertunjukan Dari Para Maestro Bag. 1

Musikal Laskar Pelangi
Ruang Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki malam itu, dipenuhi sekelompok orang.
Tepat pukul 19.00 pertunjukan dimulai dengan munculnya sebuah tulisan Musikal Laskar Pelangi di sebuah layar yang membatasi pandangan penonton dan para pemain di panggung.
Lalu disusul dengan kemunculan pantai dan hujan serta diiringi musik bernada ceria dari orkestrasi yang mengiringi semua adegan.
Setelah itu tampak sebuah pabrik timah yang megah, orang-orang dari suku sarung, warung kopi, serta manusia yang lalu lalang melintasi panggung.
Sebuah mobil ( yah benar-benar sebuah mobil nyata) menurunkan sesosok pemuda berkemeja dan dengan dandanan orang kota, yang kemudian kita ketahui bernama Ikal.
Ikal melakukan sebuah monolog membuka semua dialog dalam pertunjukan musikal malam itu, " Namaku Ikal. Aku orang asli Belitong."
Dan kemudian musik orkestrasi berganti dengan irama melayu nan rampak ditingkahi dengan koreografi yang menampilkan lenggang serta step ( suatu pola lantai pada gerakan kaki yang khas sebagai dasar tari Melayu) dan dibawakan dengan lincah oleh sekelompok penampil dengan kostum karyawan PT Timah sambil menyanyikan lagu berlirik " hoi..hoi..hoi..hoi.. Kami ini anak Belitong asli… Sekali jadi kuli tetaplah jadi kuli..nasibmu takkan berubah" suatu lirik sederhana, namun provokatif dengan koreografi berbalutkan unsur komedi.

Dan adegan demi adegan, lagu demi lagu, set demi set , serta emosi demi emosi mengalir menghanyutkan setiap penonton sesudahnya.
Menyaksikan Musikal Laskar Pelangi, kita seperti diajak untuk melihat sebuah pertunjukan sinematik yang dibawakan secara langsung dan dengan lagu tentunya.
Mira Lesmana dan Riri Riza sebagai "orangtua" yang membesarkan cerita yang diangkat dari novel laris Andrea Hirata ini jelas memperlakukan Laskar Pelangi sebagai "anak" mereka yang trengginas dan cerdas serta mampu merebut hati semua orang.
Namun kali ini Riri Riza dan Mira Lesmana "mengasuh anak" dan membiarkan para seniman luar biasa untuk turut memberi si "anak" pelajaran dan kesempatan bereksplorasi dengan kecerdasannya.
Sebut aja ada Erwin Gutawa sebagai komposer dan penata musik, sebagai elemen utama sebuah pertunjukan musikal.
Erwin mampu memberikan unsur megah layaknya orkestra, riang gembira serta playfull layaknya musik Melayu pesisir dalam setiap overture musik pengiring pertunjukan musikal yang diangkat dari film inspirasional tersebut.
Dengarkan saja lagu Nasib Tak Kan Berubah dalam adegan Inilah Kampong Gantong sebagai lagu yang dinyanyikan sekelompok pegawai timah di awal pertunjukan. Erwin mampu menghadirkan perpaduan gesekan strings, betotan bas, rentak gendang, suling dan instrumen lain. Segenap penonton tidak kuasa untuk menolak bergoyang kepala atau sekedar kaki.
Atau di nomor Nasib Tak Kan Berubah 2 dan Nasib Telah Berubah, Erwin kembali menghadirkan nuansa Melayu yang membuat saya, terus terang, kangen untuk berjoget Melayu.
Jelas pengalaman puluhan tahun seorang maestro musik di Indonesia, serta pengalamannya mengiringi konser penyanyi Melayu terkenal Malaysia, Siti Nurhaliza, membantu Erwin dalam memasukkan nyawa Melayu ke dalam seting panggung negeri Belitung tersebut.
Namun, Erwin pun tidak kalah piawai menyajikan nuansa melankolis dan dramatis ke dalam sajiannya.
Dalam repertoire yang disajikannya dalam Jari-Jari Cantik di adegan Toko Sinar Harapan, Erwin mampu menggoda kita untuk tersenyum, seiring dengan karakter Ikal yang jatuh cinta ketika berkunjung ke sebuah toko untuk membeli kapur tulis.
Atau unsur karnaval meriah dalam Karnaval di lagu Mahar & Alam, Erwin memasukkan unsur marching band yang meriah dan membahana di dalam adegan ketika pasukan Muhammadiyah Gantong berkompetisi melawan SD P.N Timah dalam pertunjukan seni 17 Agustus-an.

Erwin pun mampu menghadirkan musik yang melelehkan air mata dalam overture Blues Nasib Tak Kan Berubah dalam adegan Semua Berduka di Timur Gantong. Atau di nomor Salam Perpisahan dalam adegan Berita Dari Lintang. Balutan orkestrasi ditingkahi oleh suara sayup gendang melayu dan suling. Menyayat hati dan membuat semua meneteskan air mata.
Semua overture yang dipedengarkan malam itu, bertambah kuat daya magisnya dengan sentuhan lirik dari Mira Lesmana. Liriknya sederhana, tanpa perlu memperhatikan rima , namun memberi penekanan pada emosi keseluruhan lagu.
Efek cahaya, tata panggung dan segala detilnya, juga merupakan elemen yang sangat berperan dalam pertunjukan Musikal Laskar Pelangi periode ke dua ini.
Di sinilah kepiawaian seorang Jay Subiyakto,sebagai production designer diperlihatkan.
Musikal Laskar Pelangi periode dua ini terlihat lebih rapih dan efisien serta taktis dalam perubahan setiap setnya.
(bersambung ke part 2)
(tz/bc) Read More...

Friday, August 5, 2011

Bila Waktu Tlah Memanggil

Lagu "Bila Waktu T'lah Memanggil" yang dibawakan  Hilmi Fathurrahman merupakan versi lain dari ""Bila Waktu T'lah Berakhir" hits by Opick. Ini chord-chord lagunya:

Bila Waktu Telah Berakhir
Cipt: Opick
Transcribed by: Galih Satria
Eb = Do

INTRO:
Cm  - G/B - Ab - Eb - D - G
Cm - Bb - Ab  - F - G - G

Cm                     G/B
Bagaimana kau merasa bangga
Ab              G
Akan dunia yang sementara
Cm                   G/B
Bagaimanakah bila semua
Ab
Hilang dan pergi
Fm           Fm/Eb Fm/D Fm/B G
Meninggalkan dirimu

Cm - G/B -  G

Cm                  G
Bagaimanakah bila saatnya
Ab                G
Waktu terhenti tak kau sadari
Cm             G/B      Ab
Masihkah ada jalan bagimu untuk kembali
Fm         Fm/Eb Fm/D Fm/B G
Mengulangkan masa lalu

Cm G/B   Ab                      Fm
Dunia dipenuhi dengan hiasan
Cm  G/B   Ab
Semua dan segala yang ada
Fm      Fm/Eb Fm/D Fm/B G
akan kembali padaNya
REFF
Cm        B           Ab        Eb
Bila waktu tlah memanggil
Fm               G
Teman sejati hanyalah amal
Cm       B       Ab    Eb
Bila waktu telah terhenti
Fm               G
Teman sejati tingallah sepi
INTERLUDE
Ebm - D
Ebm - D
Dbm - Cm
Ebm - Fm - G - Ab - G
Kembali ke REFF
(Sumber: http://blog.galihsatria.com/2011/06/21/chord-bila-waktu-telah-berakhir-opick/)
Read More...

Hilmi (FLO) - Bila Waktu Tlah Memanggil

Untuk dapatkan RBT "Bila Waktu T'lah Memanggil"  Hilmi Fathurrahman  ketik *121*68#  bagi pengguna Telkomsel

Bila Waktu Tlah Memanggil
Oleh: Hilmi Fathurrahman 

bagaimana kau merasa bangga
akan dunia yg sementara
bagaimanakah bila semua hilang dan pergi
meninggalkan dirimu

bagaimanakah bila saatnya
waktu terhenti tak kau sadari
masihkah ada jalan bagimu untuk kembali
mengulangkan masa lalu

dunia dipenuhi dengan hiasan
semua dan segala yg ada akan
kembali pada-Nya

bila waktu tlah memanggil
teman sejati hanyalah amal
bila waktu telah terhenti
teman sejati tinggallah sepi

Read More...

Wednesday, August 3, 2011

Hilmi - Tagor Kecil - OPERA BATAK 30 Juli 2011 di Teater Jakarta

Kekaguman Tagor keci akan keindahan kampung halaman Batak  diekspresikan Hilmi dan Voice Of Indonesia melalui lagu "Tano Batak" ketika membuka pertunjukan "OPERA BATAK". Dan yang paling banyak menyentuh hati penonton  saat Hilmi dengan backing vocal "Little Voice"  menyanyikan lagu "Bege Tuhan" (ciptaan Tarida Hutahuruk), sebuah doa seorang anak kepada Tuhannya. Read More...