Sunday, August 5, 2012

Hilmi dan Impiannya Pergi ke Luar Negeri

Sulit mempercayai keajaiban impian ketika kita belum pernah mengalaminya, walau kebanyakan orang meyakini keajaiban impian adalah pertemuan antara usaha dan takdir Illahi.  Tetapi siapa yang tahu kapan pertemuan itu terjadi ? Inilah misteri impian. 
London adalah sebagian impian Hilmi sejak kecil. Obsesi itu muncul karena keinginannya yang kuat untuk bersekolah ke tempat Harry Potter – ke sekolah sihir, dunia penuh imajinasi. Sejak berumur 8 tahun, dia penggemar berat Harry Potter. Dia bukan pembaca novelnya, tetapi dia penonton film-film Harry Potter. Seperti kebanyakan penggemar berat Harry Potter, dia juga mempunyai koleksi pernak-pernik Harry Potter: pin, T shirt, tongkat, poster dan jubah Harry Potter dan tentu saja hafal dengan mantra-mantranya.
Christo, Kak Ubiet dan Hilmi
Keinginan kuat ini pula yang  mendorong hasratnya  ketika dia berumur 9 tahun untuk berangkat ke Korea mengikuti "World Choir Games 2008" walaupun tanpa didampingi orangtua, Bukan karena ingin menyanyi dalam paduan suara, tetapi ingin tinggal  di asrama seperti Harry Potter! Tetapi betapa kecewa ketika sampai batas akhir pendaftaran ke Korea,  ibunya tidak berhasil mendapatkan sponsor dan Hilmi berkomentar datar karenanya:” Berarti yang bisa ikut ke Korea hanya orang kaya saja dong Ma …”. Ucapan Hilmi itu sontak mendorong Ibu Hilmi mencarikan kesempatan lain ke luar negeri.

Salah satu kesempatan yang diincar waktu itu adalah program homestay anak-anak di Jepang. Pengajuan formulir pendaftaran dengan kelengkapan CV yang berisi prestasinya di bidang menyanyi sudah diajukan, CV-nya dipuji panitia, tetapi ketika setahun kemudian tiba waktu pengumuman peserta, Hilmi dinyatakan tidak lolos  karena umur Hilmi kelebihan 3 bulan. Sekali lagi impian Hilmi kandas. Kandas bukan karena prestasinya, tetapi karena faktor-faktor teknis.

Lagi-lagi ibunya berusaha meyakinkan Hilmi untuk tidak berputus asa dan optimis kalau suatu saat  Allah akan mengijinkannya pergi ke luar negeri. Sampai akhirnya, jalan takdir itu dititi melalui Musikal Laskar Pelangi (MLP). Jalan pertama terbuka ketika Hilmi ikut tampil dalam MLP di Malay Festival of Arts di Esplanade Singapore pada tanggal 1-2 Oktober 2011. Luar biasa, karena penampilan MLP di Esplanade, bukan sekedar tampil dalam festival, tetapi mengisi acara pembukaan festival atas undangan panitia. Lebih luar biasa lagi, kendala biaya pergi ke luar negeri selama ini terpecahkan, karena seperti anggota rombongan lainnya dia berangkat dengan biaya sponsor dan bahkan mendapat uang saku.
Pengumuman "The Best Actor of MLP"
Jalan berikutnya, sebuah kejutan besar anugerah-Nya -- ketika pada tanggal 15 Januari 2011 di  acara penutupan MLP Highlight Dufan Hilmi dinobatkan sebagai the best actor of MLP karena penampilannya, kedisiplinan,  dan dedikasinya dalam 49  penampilan MLP sebagai Lintang  (dan 1 kali sebagai anak SD PN Timah) dalam 4 sessions MLP. Prestasinya ini membuahkan award dari PT Miles Production berupa sponsor menonton dan mempelajari musical di London dari tanggal 30 Juni hingga 4 Juli 2012 dengan didampingi kak Ubiet. Walaupun tidak sempat mengikuti Warner Bross Studio Tour untuk melihat hal-hal terkait pembuatan film Harry Potter, tetapi Hilmi menonton “The Wizard of Oz - the Musical” dan “War Horse the Musical”, mengunjungi berbagai museum di London dan menikmati kehidupan di London.

Mengingat apa yang dialaminya sejauh ini, kita bisa bertanya-tanya mengapa liku jalan yang ditempuh Hilmi seperti itu. Mengapa persyaratan umur maksimal peserta homestay di Jepang  baru diketahui belakangan, setelah bersusah-payah mengirimkan lamaran dan ketika harapan sudah membumbung?  Kita bisa bertanya-tanya, mengapa prestasi menyanyi Hilmi sebelumnya tidak cukup kuat mengarahkan dirinya ke Korea walaupun bang Elfa Seciora (alm.) selalu mengingatnya sebagai anak Elfa's Music School (EMS) Bogor yang perlu diperhitungkan. Bahkan hari-hari terakhir menjelang kepergian Bang Elfa (ketika Hilmi sibuk MLP session1),  masih mengingatkan manajernya kalau di EMS Bogor ada Hilmi dengan maksud agar Hilmi mendapat perhatian dan dilibatkan dalam event-event EMS.

Dalam hal ini salah satu harapan orangtua, Hilmi bisa belajar langsung dengan bang Elfa tidak kesampaian, tetapi Allah memberi alternatif lain. Hilmi karena menjadi the best actor, juga mendapat beasiswa dari kak Ubiet untuk belajar privat dengannya beberapa bulan sebagai persiapan menonton musikal di London. Dia juga belajar langsung dari kak Ubiet melalui penjelasan-penjelasan kak Ubiet selama berlibur di London. Benar-benar suatu  kemewahan bisa belajar privat dan didampingi langsung oleh seorang pesuara handal Indonesia.
 
Ternyata, Allah membukakan jalan untuk meraih impiannya melalui prestasinya dan menyisakan misteri takdirnya melalui pilihan-pilihan prestasi dan konstelasi situasi yang membentuknya. Pengalaman-pengalamannya melanglang buana, menambah wawasannya, menambah keyakinannya akan kekuatan impian dan juga membangun pijakan untuk melangkah dan membangun impian-impian baru yang lebih besar. Insya Allah. Semoga takdir mempertemukan usaha dan impiannya. Amin.     
Read More...

Sunday, April 1, 2012

Hilmi dan Lullaby

Mengenal Hil­­­­­­­mi saat ini, banyak orang ingin tahu bagaimana Hilmi sewaktu kecil. Apakah dari kecil Hilmi sudah dikenalkan pada musik?

Seperti kebanyakan ibu yang baru mempunyai anak pertama, ibu Hilmi berusaha mencari informasi apapun mengenai cara mengasuh yang baik. Salah satu yang diterapkannya adalah memperdengarkan musik kepada Hilmi ketika bayi. Beberapa lagu klasik seperti karya Mozart dan Tchaikovsky diperdengarkannya.

Dan sesuai pengalamannya diasuh dalam tradisi Jawa, Ibunya menyanyikan lagu “nina bobo”/lullaby “Lelo-Lelo Ledung” setiap kali menidurkan Hilmi. Ibunya yakin ini merupakan satu cara membentuk kedekatan (bonding) dengan Hilmi secara unik, yang tidak dilakukan oleh orang-orang terdekat Hilmi yang lainnya (bapak, tante atau “bibi”). Lirik baris ketiga bait pertamanya dirubah menjadi. “Hilmi sing bagus rupane” (lihat lirik lagu “Lelo-Lelo Ledung”)

Ibunya juga sering melantunkan penggalan lagu lain yang dimodifikasi ketika bermain dengan Hilmi, misalnya reffrain “Inikah Cinta” yang dinyanyikan oleh ME (1997) dan sekarang dipopulerkan lagi oleh SMASH, liriknya diubah menjadi “ Inikah namanya cinta, cintanya bu Titi sama mas Hilmi”

Dengan iringan lagu tersebut, Hilmi diayun di atas telapak kaki Ibunya. Dilambungkan, diturunkan, dilambungkan, diturunkan, dan diakhiri dengan pelukan dan ciuman. Hilmipun tergelak oleh sensasi ayunan, irama dan kejutan ciuman di akhir lagu.

Adakalanya Ibunya menyanyikan lagu dengan lirik yang agak aneh, “anakku-anakku setiap hari” penggalan lagu yang dimodifikasi dari lagu ibunya semasa TK.

Bagi Hilmi lagu lagu itu tentu tidaklah dapat dipahami, tetapi dirasakan melalui musik dan gerakan yang menyertainya ketika dipeluk dan diayun ibunya. Laurel Trainor, seorang associate professor bidang psikologi di McMaster University menggambarkan lullaby sebagai lagu yang berstruktur sederhana, range nada terbatas dan pengulangan.Sebagai tambahan, ahli musik dan produser ClydeSight Productions menyatakan bahwa struktur lagu lullaby menyenangkan bagi anak-anak karena mempunyai struktur seperti cerita yang ada bagian awal, tengah dan akhir. Melalui struktur lagu inilah bayi belajar struktur dan melalui melodi dan harmoni mereka belajar berimajinasi.

Tetapi yang lebih penting selain lagu itu sendiri adalah siapa yang menyanyikan, emosi dari penyanyinya, bagaimana menyanyikannya, gerakan-gerakan ayunan, pelukan dan belaian kasih sayang yang menyertainya. Oleh karenanya lullaby juga menimbulkan perasaan akan dukungan dan rasa aman bagi bayi, yang tidak mungkin diungkapkan dengan kata-kata. Bahasa kasih sayang melalui simbol non verbal inilah yang dirasakannya dalam interaksi ibu dan anak. Bagaimana ibu Hilmi menyanyikannya tentu adalah luapan rasa kangen dan sayang seorang ibu, selepas seharian bekerja. Bermain bersama Hilmi dengan menyanyikan lagu “anakku-anakku setiap hari” adalah ungkapan seorang ibu untuk meyakinkan cinta pada anaknya sepanjang waktu.

Di saat yang tenang sambil menidurkan Hilmi, Ibunya melantunkan harapan-harapan dan doa-doanya melalui lagu “Tak Lelo-Lelo Ledung” yang sarat makna budaya Jawa. Lagu itu menyampaikan harapan orangtua terhadap anaknya agar kelak dia dewasa mencapai kesejahteraan/berkecukupan, menjadi lelaki yang baik, menjaga nama baik orang tua dan mempunyai jiwa patriot.

Satu hal yang ibunya tidak bisa melupakan, ketika Hilmi berumur sekitar 7 bulan, tiba-tiba ibunya dikejutkan dengan gumaman Hilmi menyenandungkan satu bait pertama lagu “Lelo-Lelo Ledung”, ketika dalam gendongan ibunya. Apakah itu pertanda Hilmi belajar menyanyi sejak bayi ataukah hanya kebetulan?Apakah pengalaman-pengalamannya semasa kecilnya ikut membentuk Hilmi seperti sekarang ini adanya? Wallahu'alam bisawab 

Pustaka:
Read More...

Thursday, March 29, 2012

Selamat Pagi Kawan

Read More...

Saturday, March 17, 2012

Lagu Pertama Hilmi Waktu Bayi

Tak Lelo Lelo Ledung

Tak lelo lelo lelo ledhung
Cup menenga aja pijer nangis
Anakku sing bagus rupane
Nek nangis ndhak ilang bagusne

Tak gadhang bisa urip mulyo
Dadiyo priyo kang utomo
Ngluhurke asmane wong tua
Dadiyo pendekaring bangsa  

Cup menengan anakku
Kae bulane ndadari
Kaya ndhas buto nggegilani
Lagi nggoleki cah nangis 

Tak lelo lelo lelo ledhung
Cup menenga anakku cah bagus
Tak emban slendhang bathik kawung
Yen nangis mundhak ibu bingung
Tak lelo lelo ledhung


Tak Lelo Lelo Ledung

Tak lelo lelo lelo ledung,
Be quiet and don't keep crying,
My lovely child.
If you cry your loveliness will fade away

I hope that you will have an honourable
Life, and be an excellent person.
Upholding your parents' name.
Be a patriot.

Don't cry, my child.
Look the moon is rising.
Like a giant's head so dreadful,
Looking for a crying child.

Tak lelo lelo lelo ledung.
Don't keep crying, my lovely child.
I am carrying you in a kain batik kawung.
If you cry, I will be nervous.
Tak lelo lelo lelo ledung

 http://www.harmonics.com/lucy/lsd/lulllyric.html#indo
tak lelo lelo ledung versi waljinah : http://search.4shared.com/postDownload/OHBUn6EI/waljinah_-_lelo_ledung.html
   Read More...