Sulit mempercayai
keajaiban impian ketika kita belum pernah mengalaminya, walau kebanyakan orang meyakini
keajaiban impian adalah pertemuan antara usaha dan takdir Illahi. Tetapi siapa yang tahu kapan pertemuan itu
terjadi ? Inilah misteri impian.
London adalah
sebagian impian Hilmi sejak kecil. Obsesi itu muncul karena keinginannya yang
kuat untuk bersekolah ke tempat Harry Potter – ke sekolah sihir, dunia penuh
imajinasi. Sejak berumur 8 tahun, dia penggemar berat Harry Potter. Dia bukan
pembaca novelnya, tetapi dia penonton film-film Harry Potter. Seperti kebanyakan
penggemar berat Harry Potter, dia juga mempunyai koleksi pernak-pernik Harry
Potter: pin, T shirt, tongkat, poster dan jubah Harry Potter dan
tentu saja hafal dengan mantra-mantranya.
![]() |
Christo, Kak Ubiet dan Hilmi |
Keinginan kuat ini pula yang mendorong hasratnya ketika dia berumur 9 tahun untuk berangkat ke Korea
mengikuti "World Choir Games 2008" walaupun tanpa didampingi orangtua, Bukan
karena ingin menyanyi dalam paduan suara, tetapi ingin tinggal di asrama seperti Harry Potter! Tetapi betapa
kecewa ketika sampai batas akhir pendaftaran ke Korea, ibunya tidak berhasil mendapatkan sponsor dan
Hilmi berkomentar datar karenanya:” Berarti yang bisa ikut ke Korea hanya orang kaya
saja dong Ma …”. Ucapan Hilmi itu sontak
mendorong Ibu Hilmi mencarikan kesempatan lain ke luar negeri.
Salah satu kesempatan yang diincar waktu itu
adalah program homestay anak-anak di
Jepang. Pengajuan formulir pendaftaran dengan kelengkapan CV yang berisi prestasinya
di bidang menyanyi sudah diajukan, CV-nya dipuji panitia, tetapi ketika setahun kemudian tiba waktu
pengumuman peserta, Hilmi dinyatakan tidak lolos karena umur Hilmi kelebihan 3 bulan. Sekali lagi impian Hilmi kandas. Kandas bukan
karena prestasinya, tetapi karena faktor-faktor teknis.
Lagi-lagi ibunya berusaha meyakinkan Hilmi untuk
tidak berputus asa dan optimis kalau suatu saat
Allah akan mengijinkannya pergi ke luar negeri. Sampai akhirnya, jalan
takdir itu dititi melalui Musikal Laskar Pelangi (MLP). Jalan pertama terbuka
ketika Hilmi ikut tampil dalam MLP di Malay
Festival of Arts di Esplanade Singapore pada tanggal 1-2 Oktober 2011. Luar
biasa, karena penampilan MLP di Esplanade, bukan sekedar tampil dalam festival,
tetapi mengisi acara pembukaan festival atas undangan panitia. Lebih luar biasa
lagi, kendala biaya pergi ke luar negeri selama ini terpecahkan, karena seperti
anggota rombongan lainnya dia berangkat dengan biaya sponsor dan bahkan
mendapat uang saku.
![]() |
Pengumuman "The Best Actor of MLP" |
Jalan berikutnya, sebuah kejutan besar anugerah-Nya
-- ketika pada tanggal 15 Januari 2011 di acara penutupan MLP Highlight Dufan Hilmi dinobatkan sebagai the best actor of MLP karena penampilannya, kedisiplinan, dan dedikasinya dalam 49 penampilan MLP sebagai Lintang (dan 1 kali sebagai anak SD PN Timah) dalam 4
sessions MLP. Prestasinya ini membuahkan
award dari PT Miles Production berupa
sponsor menonton dan mempelajari musical di London dari tanggal 30 Juni hingga
4 Juli 2012 dengan didampingi kak Ubiet. Walaupun tidak sempat mengikuti Warner Bross Studio Tour untuk melihat hal-hal terkait pembuatan film Harry Potter, tetapi Hilmi menonton
“The Wizard of Oz - the Musical” dan “War Horse the Musical”, mengunjungi
berbagai museum di London dan menikmati kehidupan di London.
Mengingat apa yang dialaminya sejauh ini, kita
bisa bertanya-tanya mengapa liku jalan yang ditempuh Hilmi seperti itu. Mengapa
persyaratan umur maksimal peserta homestay
di Jepang baru diketahui belakangan, setelah
bersusah-payah mengirimkan lamaran dan ketika harapan sudah membumbung? Kita bisa bertanya-tanya, mengapa prestasi menyanyi
Hilmi sebelumnya tidak cukup kuat mengarahkan dirinya ke Korea walaupun bang
Elfa Seciora (alm.) selalu mengingatnya sebagai anak Elfa's Music School (EMS) Bogor yang perlu
diperhitungkan. Bahkan hari-hari terakhir menjelang kepergian Bang Elfa (ketika
Hilmi sibuk MLP session1), masih
mengingatkan manajernya kalau di EMS Bogor ada Hilmi
dengan maksud agar Hilmi mendapat perhatian dan dilibatkan dalam event-event EMS.
Dalam hal ini salah satu harapan orangtua, Hilmi bisa belajar langsung dengan bang Elfa tidak kesampaian, tetapi Allah memberi
alternatif lain. Hilmi karena menjadi the best
actor, juga mendapat beasiswa dari
kak Ubiet untuk belajar privat dengannya beberapa bulan sebagai persiapan
menonton musikal di London. Dia juga belajar langsung dari kak Ubiet melalui
penjelasan-penjelasan kak Ubiet selama berlibur di London. Benar-benar
suatu kemewahan bisa belajar privat dan
didampingi langsung oleh seorang pesuara handal Indonesia.
Ternyata, Allah membukakan jalan untuk meraih impiannya
melalui prestasinya dan menyisakan misteri takdirnya melalui pilihan-pilihan
prestasi dan konstelasi situasi yang membentuknya. Pengalaman-pengalamannya
melanglang buana, menambah wawasannya, menambah keyakinannya akan kekuatan
impian dan juga membangun pijakan untuk melangkah dan membangun impian-impian
baru yang lebih besar. Insya Allah. Semoga takdir mempertemukan usaha dan
impiannya. Amin.
Read More...