Monday, November 28, 2011
Saturday, August 20, 2011
Tips- Bermain Biola
- It's better to practice every day than to practice for a long time on one day a week.
- Practice one difficult part to perfection rather than playing through the whole song many times to try to make it better.
- Get off the computer and practice
- Practice performing. Play your piece for your dog, your mom, your friend, your family before you have to play it for a concert.
- Listen to other violinist play.
- Although many people neglect a good bow technique and control is the key to become a good violinist as most of the tone coloring is related to good bow control.
- Start every session with a goal and plan. Subject them to constant review.
- Every note has a beginning, a middle and also an end
- Find a chinrest that works for you. Some go in the middle, some are higher, and so on, depending on your neck.
- Practice your 3 octave scales and arps daily to perfection. Practice them with varying articulations. You can learn lots of bowing techniques while practicing your scales at the same time
- Practice the music you are working on in sections.
- Enjoy yourself when playing the violin -- otherwise there's no point.
- When you keep making the same mistake constantly and you get frustrated, stop and rest, then go back playing
- Wipe off your violin with a cotton cloth every time you put it away, so the rosin dust does not build up and become difficult to remove
- Always remember sleep is of paramount importance for the brain to learn what you've practiced
- Listen to the Pros. It's good to hear violin at it's best.
- Pratice smarter not harder.
- Breathe with the music.
- Learn your etudes: Mazas, Kreutzer, Rode, Fiorillo, Gavinies, Dont and so on.
- If you believe you played poorly, don't apologize or appear disappointed. You may not have played as well as in your rehearsals but your judges may have liked it!
Saturday, August 13, 2011
Hilmi dan Ify - Dari Kenalan Lama menjadi Teman no 1
Sampai suatu saat (3 tahun kemudian), kejutan manis ketika tahu Hilmi dan Ify sama-sama menjadi dubber untuk film musikal “Melodi” yang disutradarai oleh Harry Dagoe. Hilmi mengisi suara lagu-lagu yang dinyanyikan oleh pemeran Ruly (Emir Mahira) dan Ify mengisi suara untuk lagu-lagu yang dinyanyikan sahabat Ruly. Jadilah Hilmi dan Ify berduet dalam lagu “Teman No 1” dan “Suatu Malam".
Kejutan berikutnya, ketika akhirnya Hilmi sekeluarga tahu yang memberi info casting MLP pertama kali adalah tante Gina Sonia (mama Ify). Rupanya tante Gina Sonia, masih ingat Hilmi ketika ketemu pertama kali dalam audisi ICIL 1. Sebagai informasi, no kontak Tante Gina sempat terhapus di phonebook Ibu Hilmi, sehingga tidak mengenali no kontak Tante Gina. Begitulah info casting dari mama Ify lah yang telah mengantar Hilmi sampai akhirnya ikut Musikal Laskar Pelangi ke session 2 dan mudah-mudahan sampai ke Esplanade Singapura. Memori Tante Gina ini pula yang juga membuat Tante Gina mengajak Hilmi untuk tampil bareng sama Ify pada acara Hardiknas 2011 yang lalu bersama Kelvin dan Sivia (anak-anak ICIL) membawakan lagu Hilmi “Aku Anak Pintar”. Kebetulan lagu yang dibawakan adalah lagu Himi yang memperoleh AMI AWARD 2008.
Begitulah Hilmi memang kenalan lama Ify yang menjadi "Teman No 1"
Sunday, August 7, 2011
Lirik - Bege Tuhan (Opera Batak)
Dinyanyikan Hilmi sebagai pemeran Tagor kecil dalam "Opera Batak" yang dipentaskan pada tanggal 30 Juli 2011, di Teater Jakarta (TIM), Jakarta.
Mendengarkan doaku
Tuhan … masihkah gerangan
Sembahku Kau terima, mana tangan-Mu
Gelapnya jalan yang kini kutempuh
Sesatnya anak-Mu kini melangkah
Dengar Tuhan … ratapanku
Tuhan … tangihonon-Mu dope
Naeng tangiangku
Tuhan … najangkonon-Mu dope
Nang somba-sombaku
Tangihon ahu, holom… nidalan sidalananki
N’dang lilu Ahu ulaning mangalangka
Bege Tuhan … Naposomon, Bege Tuhan … Naposomon
Lirik - Rumput Bertasbih (Opick feat FLO)
Review - Musikal Laskar Pelangi (3)
Music News
Selasa, 05 Juli 2011 09:22Musikal Laskar Pelangi : Sebuah Karya Agung Pertunjukan Dari Para Maestro Bag. 3
(baca juga Musikal Laskar pelangi Bag. 1)
Ikal mampu ditampilkan dengan baik dengan sifat baiknya. Atau Mahar dengan segala ke "sotoy"annya namun cerdas. Kucai, si kecil riang yang menjadi favorit semua penonton , atau Lintang, si jenius pemikir yang luar biasa.
Kesemuanya mampu melebur menjadi satu dengan para casts lain. Jelas latihan dan workshop berbulan-bulan membuat mereka tampil semakin bersinar di pertunjukan kedua ini.
Lihat ketika Ikal pergi ke pasar gantong dan bertemu Ling-Ling dan menyanyi Jari-Jari Cantik. Suara yang bening mampu membuat kita tersenyum sekaligus tersindir mengingat pengalaman cinta pertama kita.
Atau Mahar dengan suara serak dan lebih dewasa, seperti menjadi bintang rock n roll di panggung tersebut.
Tapi, puncak dari penampilan itu adalah ketika Lintang dan Ikal bernyanyi di atas panggung, menyuarakan kerinduan mereka terhadap teman dan ayah di adegan Berita Dari Lintang, air mata pun tak berhenti mengalir.
Musikal Laskar Pelangi berhasil meletakkan standar yang tinggi di pertunjukan musikal. Harus diakui akan sangat sulit bagi para penerusnya untuk menyamai sensasi yang didapat ketika menonton pertunjukan ini.
Seluruh elemen yang ada mampu dirangkai dan dijahit menjadi sebuah penampilan yang sederhana, namun megah, serta cerdas.
Tidak ada unsur kenes sama sekali, seperti yang pernah ditulis oleh sebuah harian terkemuka.
Yang ada hanyalah sebuah pertunjukan masterpiece yang membuat kita bangga sebagai sebuah bangsa memiliki daerah terpencil yang sering diabaikan, Belitung dengan kultur Melayunya.
Menyaksikan Musikal Laskar Pelangi kita mampu dibuat percaya bahwa mimpi mampu menjadi nyata dan besar, seperti mimpi ketika Andrea Hirata, Riri Riza dan Mira Lesmana, tertatih mewujudkan sekelompok anak kecil yang menginspirasi banyak orang ini.
Dan kita juga mendapatkan pemahaman dan pengertian baru tentang hidup tanpa harus menggurui.
Ketika satu persatu pemain sudah menampilkan diri dan memberi salam kepada penonton, penghargaan terbesar standing ovation adalah hal yang wajib diberikan kepada pertunjukan Musikal Laskar Pelangi.
Dan juga kabar yang harus disampaikan kepada semua orang, bahwa inilah pertunjukan tentang Indonesia yang memuat kita bangga.
" Hoi…Hoi..Hoi Kami ini orang asli Belitong…Nasib kita akan berubah!!"
(tz/bm) Read More...
Review - Musikal Laskar Pelangi (2)
Music News
Selasa, 05 Juli 2011 09:13Musikal Laskar Pelangi : Sebuah Karya Agung Pertunjukan Dari Para Maestro Bag. 2
Seperti set sekolah Muhammadiyah ataupun set pada saat karnaval berlangsung. Jay mampu menghadirkan Belitong di sebuah panggung yang terbatas di Teater Jakarta lewat visualisasinya.
Sebuah padang rumput savana yang terdiri dari 3 tingkat, dan terdapat jalanan menurun, perusahaan PN Timah, SD PN Timah, ataupun pasar tradisional ditampilkan secara apik ditambah detil-detil kecil yang menambah kesempurnaan.
Seperti ketika suasana di pasar, tiba-tiba menyelip orang gila. Atau ketika karnaval ada karakter Aling yang tiba-tiba melintas melalui sepeda. Dan juga seperti ketika karakter anak gantong yang melintas menggunakan sepeda menuruni turunan jalan rumput savana.
Semua detil kecil yang sekilas remeh-temeh tersebut menimbulkan perasaan "berdesir" ketika menyaksikannya.
Jay pun mampu menampilkan keindahan artistik melalui silut-siluet yang ditampilkan lewat permainan cahaya dan layar yang ada di belakang panggung dan juga di depannya.
Terlihat ketika Pak Harfan menjelaskan pelajaran atau ketika tokoh Lintang menjelaskan soal saat disalahkan dalam sebuah kompetisi.
Atau ketika anak-anak Gantong bersama Bu Muslimah menyanyikan Overture Sahabat Alam, setelahnya hadir hujan dan pelangi yang membuat para penonton melongok kagum.
Dan juga seperti detail siluet para anak-anak berjalan di rumput savana dengan bayangan matahari senja, pepohonan dan bias sinar lembayung, semuanya menjadikan penonton semakin terpuaskan imajinasinya.
Juga lihat ketika terpapar visualisasi pergantian waktu dari pantai di waktu siang, menjadi malam dengan bintang danbulan, serta pergantian musim yang ditampilkan di layar dengan pohon yang meranggas.
Perpaduan antara konsep panggung, set, permainan cahaya dan efek khusus layar menjadi perpaduan apik dan sempurna.
Koreografi pun menjadi hal yang tak kalah penting.
Hartati yang berpengalaman menari puluhan tahun , mampu menampilkan gerkan-gerakan indah, sederhana nan efektif.
Kesemua casts mampu bergerak dan menyanyi dengan baik, karena gerakannya simple.
Sebagai seorang yang pernah berkecimpung di tari Melayu, saya melihat banyak gerakan-gerakan Zapin dan gerakan standar tari Melayu , seperti step, lenggang ataupun gerakan patah-patah dan stakato yang khas Melayu, sehingga para penonton tak henti-hentinya memberikan tepuk tangan membahana setiap adegan berakhir.
Koreografi yang diberikan Hartati, mampu menghadirkan nuansa Melayu dan membuat orang ingin berjoget. Di tangan sekelas Hartati, Melayu berubah menjadi elegan , tidak seperti beberapa tahun terakhir , ketika Melayu diangkat oleh musisi yang mengatasnamakan musik Melayu, hingga dicap kampungan. Salut untuk Hartati.
Namun,yang paling penting adalah para pemain.
Riri Riza dan Mira Lesmana sangat jeli melihat potensi sang pemain.
Tentunya dibantu seorang acting coach Yuyu Unru dan pelatih vokal Nyak "Ubiet" Ina Raseuki para pemain mampu bermain maksimal, hingga ke para pemain pendukung.
Para pemain yang rata-rata memiliki kualitas vokal di atas rata-rata tersebut , juga mampu menghadirkan kemampuan akting yang berbanding lurus dengan suara mereka.
Dira Sugandi misalnya. Penyanyi bersuara dahsyat ini benar-benar membuat penonton percaya bahwa dialah Bu Muslimah.
Akting didukung kostum yang sesuai mampu membuat penonton gembira sekaligus sedih melihat pergantian emosi yang ditampilkannya. Dira pantas disebut the next big thing ratu pentas di tahun-tahun mendatang.
Karakter Pak harfan juga dimunculkan dengan sesuai oleh Chandra Satria.
Pria yang sudah berpengalaman di pentas musik dan musikal ini, beralih rupa menjadi sosok paruh baya yang bijaksana melalui tutur dan bahasa tubuhnya.
Jalannya yang agak terbungkuk dan tertatih, turut memperkuat kesan arif dan bijak. Suaranya yang lantang, tegas disertai artikulasi yang jelas, membuat saya ingin memiliki pak guru seperti Pak Harfan.
Tentu saja kita tidak bisa melewatkan ke sepuluh bocah yang mnjadi bintang utama di musikal maupun filmnya.
Karakter Laskar Pelangi yang terdiri dari Ikal ( Christoffer Nelwan), Lintang ( Hilmi Faturrahman), Mahar ( Patton Otlivio Latuperissa). Kucai ( Muhammad Asy'ari Afif), Sahara ( Ratnakanya Annisa Pinandita) atau Harun ( David Samuel) mampu mencuri perhatian dengan tingkah polah mereka.
(dari bagian 1)
(bersambung ke bagian 3)
(tz/bm) Read More...
Review - Musikal Laskar Pelangi (1)
Music News
Selasa, 05 Juli 2011 08:55Musikal Laskar Pelangi : Sebuah Karya Agung Pertunjukan Dari Para Maestro Bag. 1
Tepat pukul 19.00 pertunjukan dimulai dengan munculnya sebuah tulisan Musikal Laskar Pelangi di sebuah layar yang membatasi pandangan penonton dan para pemain di panggung.
Lalu disusul dengan kemunculan pantai dan hujan serta diiringi musik bernada ceria dari orkestrasi yang mengiringi semua adegan.
Setelah itu tampak sebuah pabrik timah yang megah, orang-orang dari suku sarung, warung kopi, serta manusia yang lalu lalang melintasi panggung.
Sebuah mobil ( yah benar-benar sebuah mobil nyata) menurunkan sesosok pemuda berkemeja dan dengan dandanan orang kota, yang kemudian kita ketahui bernama Ikal.
Ikal melakukan sebuah monolog membuka semua dialog dalam pertunjukan musikal malam itu, " Namaku Ikal. Aku orang asli Belitong."
Dan kemudian musik orkestrasi berganti dengan irama melayu nan rampak ditingkahi dengan koreografi yang menampilkan lenggang serta step ( suatu pola lantai pada gerakan kaki yang khas sebagai dasar tari Melayu) dan dibawakan dengan lincah oleh sekelompok penampil dengan kostum karyawan PT Timah sambil menyanyikan lagu berlirik " hoi..hoi..hoi..hoi.. Kami ini anak Belitong asli… Sekali jadi kuli tetaplah jadi kuli..nasibmu takkan berubah" suatu lirik sederhana, namun provokatif dengan koreografi berbalutkan unsur komedi.
Dan adegan demi adegan, lagu demi lagu, set demi set , serta emosi demi emosi mengalir menghanyutkan setiap penonton sesudahnya.
Menyaksikan Musikal Laskar Pelangi, kita seperti diajak untuk melihat sebuah pertunjukan sinematik yang dibawakan secara langsung dan dengan lagu tentunya.
Mira Lesmana dan Riri Riza sebagai "orangtua" yang membesarkan cerita yang diangkat dari novel laris Andrea Hirata ini jelas memperlakukan Laskar Pelangi sebagai "anak" mereka yang trengginas dan cerdas serta mampu merebut hati semua orang.
Namun kali ini Riri Riza dan Mira Lesmana "mengasuh anak" dan membiarkan para seniman luar biasa untuk turut memberi si "anak" pelajaran dan kesempatan bereksplorasi dengan kecerdasannya.
Sebut aja ada Erwin Gutawa sebagai komposer dan penata musik, sebagai elemen utama sebuah pertunjukan musikal.
Erwin mampu memberikan unsur megah layaknya orkestra, riang gembira serta playfull layaknya musik Melayu pesisir dalam setiap overture musik pengiring pertunjukan musikal yang diangkat dari film inspirasional tersebut.
Dengarkan saja lagu Nasib Tak Kan Berubah dalam adegan Inilah Kampong Gantong sebagai lagu yang dinyanyikan sekelompok pegawai timah di awal pertunjukan. Erwin mampu menghadirkan perpaduan gesekan strings, betotan bas, rentak gendang, suling dan instrumen lain. Segenap penonton tidak kuasa untuk menolak bergoyang kepala atau sekedar kaki.
Atau di nomor Nasib Tak Kan Berubah 2 dan Nasib Telah Berubah, Erwin kembali menghadirkan nuansa Melayu yang membuat saya, terus terang, kangen untuk berjoget Melayu.
Jelas pengalaman puluhan tahun seorang maestro musik di Indonesia, serta pengalamannya mengiringi konser penyanyi Melayu terkenal Malaysia, Siti Nurhaliza, membantu Erwin dalam memasukkan nyawa Melayu ke dalam seting panggung negeri Belitung tersebut.
Namun, Erwin pun tidak kalah piawai menyajikan nuansa melankolis dan dramatis ke dalam sajiannya.
Dalam repertoire yang disajikannya dalam Jari-Jari Cantik di adegan Toko Sinar Harapan, Erwin mampu menggoda kita untuk tersenyum, seiring dengan karakter Ikal yang jatuh cinta ketika berkunjung ke sebuah toko untuk membeli kapur tulis.
Atau unsur karnaval meriah dalam Karnaval di lagu Mahar & Alam, Erwin memasukkan unsur marching band yang meriah dan membahana di dalam adegan ketika pasukan Muhammadiyah Gantong berkompetisi melawan SD P.N Timah dalam pertunjukan seni 17 Agustus-an.
Erwin pun mampu menghadirkan musik yang melelehkan air mata dalam overture Blues Nasib Tak Kan Berubah dalam adegan Semua Berduka di Timur Gantong. Atau di nomor Salam Perpisahan dalam adegan Berita Dari Lintang. Balutan orkestrasi ditingkahi oleh suara sayup gendang melayu dan suling. Menyayat hati dan membuat semua meneteskan air mata.
Semua overture yang dipedengarkan malam itu, bertambah kuat daya magisnya dengan sentuhan lirik dari Mira Lesmana. Liriknya sederhana, tanpa perlu memperhatikan rima , namun memberi penekanan pada emosi keseluruhan lagu.
Efek cahaya, tata panggung dan segala detilnya, juga merupakan elemen yang sangat berperan dalam pertunjukan Musikal Laskar Pelangi periode ke dua ini.
Di sinilah kepiawaian seorang Jay Subiyakto,sebagai production designer diperlihatkan.
Musikal Laskar Pelangi periode dua ini terlihat lebih rapih dan efisien serta taktis dalam perubahan setiap setnya.
(bersambung ke part 2)
(tz/bc) Read More...
Friday, August 5, 2011
Bila Waktu Tlah Memanggil
Cipt: Opick
Transcribed by: Galih Satria
Eb = Do
INTRO:Cm - G/B - Ab - Eb - D - G
Bagaimana kau merasa bangga
Ab G
Akan dunia yang sementara
Cm G/B
Bagaimanakah bila semua
Ab
Hilang dan pergi
Fm Fm/Eb Fm/D Fm/B G
Meninggalkan dirimu
Bagaimanakah bila saatnya
Ab G
Waktu terhenti tak kau sadari
Cm G/B Ab
Masihkah ada jalan bagimu untuk kembali
Fm Fm/Eb Fm/D Fm/B G
Mengulangkan masa lalu
Cm G/B Ab Fm
Dunia dipenuhi dengan hiasan
Cm G/B Ab
Semua dan segala yang ada
Fm Fm/Eb Fm/D Fm/B G
akan kembali padaNya
Bila waktu tlah memanggil
Fm G
Teman sejati hanyalah amal
Cm B Ab Eb
Bila waktu telah terhenti
Fm G
Teman sejati tingallah sepi
INTERLUDE
Ebm - D
Ebm - D
Dbm - Cm
Ebm - Fm - G - Ab - G
(Sumber: http://blog.galihsatria.com/2011/06/21/chord-bila-waktu-telah-berakhir-opick/)
Hilmi (FLO) - Bila Waktu Tlah Memanggil
Wednesday, August 3, 2011
Hilmi - Tagor Kecil - OPERA BATAK 30 Juli 2011 di Teater Jakarta
Kekaguman Tagor keci akan keindahan kampung halaman Batak diekspresikan Hilmi dan Voice Of Indonesia melalui lagu "Tano Batak" ketika membuka pertunjukan "OPERA BATAK". Dan yang paling banyak menyentuh hati penonton saat Hilmi dengan backing vocal "Little Voice" menyanyikan lagu "Bege Tuhan" (ciptaan Tarida Hutahuruk), sebuah doa seorang anak kepada Tuhannya. Read More...
Sunday, July 24, 2011
Lirik "Nasib Tak Akan Berubah" (CD OCR Musikal Laskar Pelangi)
Penulis lirik: Mira Lesmana
Arranger : Erwin Gutawa
Lirik "Jari-Jari Cantik" (CD OCR Musikal Laskar Pelangi)
Penyanyi : Christopher Nelwan/Pemeran Ikal
Penulis lirik: Mira Lesmana
Arranger : Erwin Gutawa
Apakah ini gerangan
Yang sedang kurasakan
Bumi Seperti berputar
Badanku bergetar
Seperti ada kupu-kupu
Menari dalam perutku
Aku mendengar suara berdentingAling, Aling oh AlingMengalun bergantian merduAling, aling oh AlingMelagukan indah namamu
Read More...Aku mendengar suara berdentingAling, Aling oh AlingMengalun bergantian merduAling, Aling oh AlingDalam tidur kupanggil namamu
Lirik "Mahar dan Alam" (CD OCR Musikal Laskar Pelangi)
Penyanyi : Tengku Rizky dan Ensemble Anak-anak Laskar Pelangi
Penulis lirik: Mira Lesmana
Arranger : Erwin Gutawa
Mengapa kalian ragu
Mengapa kalian harus malu
Kalian punya Mahar
Seniman Belitong yang hebat
Kita perlu ikut karnaval
Kita tak perlu kaya
Kita tak butuh banyak dana
Serahkan pada Mahar dan alam
Akan tercipta karya besar
Kita harus ikut karnaval
Reff
Sudah waktunyaMengapa kalian ragu (kami tak ingin ragu)
Kita pamerkan pada semua
Sudah saatnya
Semua ingat sekolah kita ada
Jangan fikirkan
Perkara kalah dan menang
Tapi jangan salahkan Mahar
Karna bisa jadi kita menang
Mengapa kalian harus malu (kami tak yakin mampu)
Percaya pada Mahar
Seniman penuh dengan imajinasi
Alam jadi sumber inspirasi (mampukah kita beraksi)
Kembali ke ReffKita tak perlu kaya
Kita tak butuh banyak dana
Serahkan pada Mahar dan alam
Akan tercipta karya besar
Kita siap ikut karnaval Read More...
Musikal Laskar Pelangi di Malay Festival of Arts di Esplanade Singapore 1,2 Oktober 2011
Bagi yang belum sempat menonton Musikal Laskar Pelangi silakan menonton di Esplanade Singapore
Saturday, July 23, 2011
Istilah-Istilah Musikal dan Sikap Penonton
Ingin tahu istilah-istilah dalam musik (klasik), musikal atau opera ? Silakan baca Istilah-Istilah Musik. Bagaimana sikap seorang penonton musikal/opera/pertunjukkan musik live? Silakan baca "Tugas Penonton". Read More...
Lintang di Hari Pertunjukan Musikal Laskar Pelangi - Behind The Stage

Ada yang tidak bisa dilupakan Hilmi rutinitas pada hari-hari pertunjukan Musikal Laskar Pelangi. Beginilah rutinitas itu sebelum tampil pada pertunjukan malam (NIGHT SHOW):
- Pukul 14.00. Hilmi masuk Teater Jakarta dengan menunjukkan ID Card Cast (bertuliskan BACKSTAGE di belakangnya) kepada petugas keamanan dengan diantar orangtuanya. Setelah itu, orangtuanya bisa menunggu di ruang tunggu dengan menunjukkan ID card sebagai PARENT kepada petugas keamanan.
- Pukul 14.00 - 15.30. Hilmi menunggu di ruang tunggu anak laki-laki sambil bermain dengan sesama pemain anak-anak yang tampil di malam hari.
- Pukul 15.30 -16.00 Laskar Pelangi, Muslimah, pak Harfan dan Bakri vokalisi dipimpin oleh kak Ubiet
- Pukul 16.00 -18.00 para cast (pemeran Laskar Pelangi, Muslimah dan Bakri) dimake up dan ditata rambutnya secara bergantian setelah itu mereka berganti kostum di ruang wardrobe.
- Pukul 18.00 - 18.45 sholat dan makan malam
- Pukul 18.45 seluruh cast kesepuluh Laskar Pelangi, Muslimah dan Bakri, pak Harfan diberi penjelasan oleh Riri Riza (sutradara) diingatkan bagian-bagian yang terpenting, kekurangan-kekurangan yang ada pada penampilan para cast pada pertunjukan sebelumnya untuk diperbaiki.
- 18.45 - 19.00 berdoa bersama
- 19.00 - 19.30 seluruh pemain standby di ruang tunggu, MC mengumumkan pertunjukan dimulai
- 19.30 - 19.35 Overture
- 19.30 - 20.40 pertunjukan BABAK 1. Pada adegan 2, Hilmi menunggu di pintu samping kanan panggung untuk tampil dan masuk dari depan panggung sebelah kanan di adegan 3 (Anak Pelangi). Pada adegan 4, 5, 6, 7, 9, 10 masuk dari samping panggung. Pada adegan 8 Hilmi tidak tampil dan menunggu di samping kiri panggung, karena waktunya relatif pendek. Adegan 5 merupakan adegan yang terberat pada babak 1 untuk Hilmi, karena dia berpindah-pindah panggung dengan 3 setting. Dari panggung "bawah" membawakan aria "Anak Pesisir" dengan setting padang savana dan ke panggung "atas" bertemu buaya dan ke panggung "bawah" lagi dengan setting rumahnya melanjutkan membawakan aria "Anak Pesisir" lalu melanjutkan membawakan recitative penjelasan terjadinya bumi berputar kepada "kedua adiknya". Untuk memastikan kerongkongan tetap lembab, setiap kali menyelesaikan satu adegan atau keluar dari panggung Hilmi segera minum air putih yang disiapkan oleh salah satu crew. Begitu juga halnya kepada cast yang lain, setiapkali mereka tampil.
- 20.40 - 21.00 INTERMISSION seluruh pemain dan penonton istirahat. Hilmi dan kawan-kawan istirahat, makan snack dan minum susu coklat hangat untuk menghangatkan tubuh. Sebagai informasi dalam panggung Teater Jakarta dingin sekali, saking dinginnya Hilmi pernah pusing. Biasanya di ruang tunggu anak-anak duduk berselimut, beberapa anak ada yang berbaring dalam sleeping bag.
- 21.00 - 22.15 pertunjukan BABAK 2. Pada adegan 1- 4 Hilmi tidak tampil. Dia biasanya mengisi waktu dengan menonton video yang disediakan di ruang tunggu. Ini kesempatan Hilmi untuk vocal rest, tidak boleh banyak berbicara, karena 3 adegan berturut-turut berikutnya merupakan adegan utamanya (adegan 5,6, dan 7). Dia harus banyak bernyanyi dan recitative dengan lawan mainnya. Ketiga adegan ini merupakan adegan terberat, karena dia harus mempertahankan suaranya, emosinya untuk membawakan adegan yang menyedihkan. Dia membawakan 2 aria "Menanti Ayah, Menanti Lintang", "Salam Perpisahan" dan resitative menjelaskan soal cepat tepat serta membaca "Surat Lintang".
- 22.15 - 22.30 Curtain Call. Inilah saatnya Hilmi dan para pemain lainnya berpamitan, memberi "hormat" penonton sebagai tanda berterimakasih . Legalah dia, satu pertunjukan terlewati.
- 22.30 - 22.40 Photo Session para Pemain Laskar Pelangi berkumpul di depan poster besar Musikal Laskar Pelangi dekat pintu masuk gedung. Mereka menyanyikan lagu "Sahabat Alam" di depan para penonton yang mengambil foto. Pada kesempatan ini penonton semakin yakin bahwa mereka telah menonton musikal dengan penampilan live bukan lip-sync. Banyak penonton yang kadang-kadang tidak percaya bahwa mereka menonton musikal secara live, karena sebagian besar narasi drama disampaikan dalam bentuk nyanyian (aria, recitative ataupun ensemble) walaupun di awal pertunjukan diumumkan bahwa para pemain bernyanyi secara live.
- 22.30 - 22.40 Hilmi dan kawan-kawan berganti kostum dan membersihkan make up seadanya.
- 22.40 - 23.00 Hilmi keluar dari backstage diantar oleh crew dan diserahkan kepada orangtua untuk pulang ke penginapan. Sambil jalan ke luar gedung biasanya diminta foto bersama oleh para penonton
- 23.00 Sesampai di penginapan Hilmi membersihkan muka. Biasanya baru terasa lapar dan capek. Makan snack sambil buka HP setelah itu tidur lelap.
Thursday, July 21, 2011
Lintang dalam Adegan-Adegan Musikal Laskar Pelangi
Di awal pertemuan dengan para orang tua cast anak-anak (September 2010), para kreator Musikal Laskar Pelangi menjelaskan impian mereka untuk mengenalkan musikal berkelas internasional kepada penonton Indonesia. Berkelas internasional karena standard kualitasnya mengacu pada musikal di Broadway dan West End. Para pemainnya harus mampu menunjukan kemampuan vokal, akting sekaligus koreografi yang prima. Dan impian itu menjadi kenyataan, antusias penonton luar biasa pada 2 session pertunjukan musikal ini. Musikal Laskar Pelangi pun diundang untuk tampil di teater kelas internasional - Esplanade Singapura dalam Pesta Raya (Malay Festival of Arts) pada tanggal1 dan 2 Oktober 2011.
Bagaimana rangkaian adegan Musikal Laskar Pelangi menyajikan dinamika kehidupan dalam masyarakat dan pergulatan perasaan dalam membangun dan meraih impian? Inilah adegan-adegan jalinan keindahan vokal, akting dan tari Musikal Laskar Pelangi. (Sepuluh adegan - teks warna biru - melibatkan Hilmi sebagai Lintang):
OVERTURE
Adegan 2 Menanti 10 Murid : "Sepuluh-Sepuluh" (Aria oleh Muslimah dan Bakri)
Adegan 2: Kapur Lagi, Kapur Lagi (recitative Ikal, Asiong)
Adegan 3: Semua Berduka Di Timur Belitong: "Ensembel Blues Nasib Tak Kan Berubah" (Ensembel Kuli-kuli)
CURTAIN CALL
Aria = lagu yang dinyanyikan secara solo dalam opera/musikal
Recitative = dialog yang dinyanyikan dalam opera/musikal
Ensemble = dinyanyikan dalam paduan suara
Monday, June 13, 2011
Jadwal Tampil Hilmi dalam Musikal Laskar Pelangi (1-11 Juli 2011)
Hilmi Fathurrahman akan tampil sebagai Lintang dalam Musikal Laskar Pelangi pada tanggal 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10 Juli pertunjukkan malam (NIGHT SHOW) (pukul 19.00 - selesai), di Teater Jakarta, TIM, Jakarta. Read More...
Saturday, May 7, 2011
Sunday, April 24, 2011
An Artist - Andy Warhol
An artist is someone who produces things that people don't need to have but that he - for some reason - thinks it would be a good idea to give them (Andy Warhol) Read More...
On Musical Talent
How can we explain the vast differences in musical ability? How can one species produce Paul Simon and William Hung? Are we born with musical talent, or do we develop it? Let's sort through the research:
- Two-day old infants show a preference for some music over others (N. Masataka, 1999).
- Nearly all infants babble with melody and intonation (Gardner, 1997, p. 251).
- At 1, children can often match pitch (Kessen, Levine & Peindich, 1978).
- At 1 1/2, children engage in spontaneous song (Kessen, Levine & Peindich, 1978)
- At 2 1/2, children show extended awareness of songs by others (Davidson, 1994, in R. Aiello)
- "Musical development continues beyond the age of 7 or so only in an environment that provides some sort of tutelage." (Gardner, 1997, p. 253; Gardner, 1973; Winner, 1982)
- Absolute ("perfect") pitch is not a genetic accident or random occurrence, but is developed in young childhood under specific external conditions (D. Deutsch, 2004; Takeuchi & Hulse, 1993).
- "Talent proves of no avail in the absence of thousands of hours of practice distributed over a decade or more, as the youngster gains facility in various first- and second-order musical symbol systems. (Gardner, 1997, p. 256).
- The very best professional musicians practice the most and the smartest compared to the next best group of professional musicians, who in turn practice more and better than the third-best group (Ericsson et al, 1993). Top musicians consistently require about ten years and 10,000 hours of practice to achieve the height of their virtuoso skill-level.
- Among student musicians, the best ones also practice more than the next-best, who practice more and better than the ones who eventually drop out (Sloboda, Davidson, Howe, and Moore, 1996).
- "Deliberate practice" is qualitatively different from ordinary experience. In ordinary experience, an individual is exposed to certain task demands, spends time attaining proficiency at that task and then plateaus, more or less satisfied with his/her level of competence. Under these passive circumstances, more time spent with the same task after the plateau will not significantly increase skill-level. The skill level becomes autonomous and stable. In contrast, under a regime of deliberate practice, the individual is never quite satisfied and is always pushing a little bit beyond his/her capability, actively and incrementally expanding that capability. (Ericsson, 2006, chapter 38).
- Francis Galton, the father of eugenics and theories of innate talent, suggested that individuals pursuing a skill naturally rise to an innate limit of their capability. The work of Ericsson and others suggests that this is nonsense -- that in many if not most cases these limits are not innate but connected to the quantity and quality of training, and to an individual's level of ambition/determination.
- Right-handers not trained in music show typical right-hemisphere processing, while right-handers trained in music show left-hemisphered dominance (Bever & Chiarello, 1974)
- Cortical representations of fingers of the left hands of string players get significantly enlarged compared to non-musicians -- and moreso for those who train earlier in life. (Elbert et al, 1995)
Saturday, April 23, 2011
Langkah Mencipta Lagu ala Hilmi
- Bulatkan niat untuk menciptakan lagu sendiri, apapun alasanmu. Entah untuk ikut lomba atau ingin menciptakan lagu untuk seseorang.
- Cari tips-tips cipta lagu dari internet, buku atau dari pengalaman orang lain. Hilmi memilih dari internet, dan dia banyak sekali menemukan informasi dari sana.
- Pilih langkah yang paling kamu sukai. Hilmi pilih bikin melodi duluan, bukan lirik.
- Mulailah dengan 1 bar melodi. Ikutilah perasaanmu, maka akan ketemu bar berikutnya sampai kamu dapatkan 1 bait pertama
- Dari bait pertama kamu akan bisa dapatkan bagian reffnya dengan membayangkan semangat yang ada pada lagumu. Nada dalam Reff biasanya lebih semangat dibandingkan bait pertamamu.
- Carilah chord progresi lagumu dengan alat musik yang kamu kuasai. Hilmi memilih keyboard. Keyboard menguntungkan karena dia juga bisa memilih style yang cocok, untuk mencari ritme yang sesuai.
- Buat notasi lagu lengkap dengan chord progresinya.Tidak usah kamu pusingkan ketukan dll, tuliskan not-notnya saja dulu dan chord progresi yang sederhana dulu.
- Mintalah orang yang lebih berpengalaman untuk mengecek melodi atau chord progresimu. Yang lebih penting selain dia punya pengetahuan dan pengalaman dalam musik juga bisa mengerti dirimu. Ini penting karena walaupun jago di bidang musik, orang tersebut haruslah bisa menjadi orang yang mendorong dan membangkitkan kreativitasmu, bukan membuatkan lagu untukmu. Hilmi memilih guru vokal grup dan guru keyboardnya. Hilmi diberi beberapa alternatif bagaimana memperbaiki melodi dan chord progresinya sekaligus diberi penjelasan. Hilmi diberi kebebasan memilih alternatif yang sesuai dengan kemauan Hilmi sendiri.
- Perbaikilah notasi dan chord progresi lagumu sesuai dengan masukan dari orang yang berpengalaman.
- Buatlah lirik lagu. Tentukan terlebih dahulu tema apa yang cocok, perasaan apa yang tergambar dalam lagumu, dengan cara memainkan berulang-ulang lagumu dengan alat musik.
- Kalau sudah kamu temukan temanya, pilihlah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan tema itu. Misalnya Hilmi memilih tema "cinta tanah air", yang Hilmi bayangkan perasaan gembira waktu piknik ke Borobudur. Mulailah Hilmi membayangkan kenapa dia cinta tanah air? Banyak alasan, misalnya karena keindahan alamnya, keindahan candi Borobudur, atau seni dan budaya lainnya. Seni dan budaya apa? Hilmi bersama orangtuanya mencari di internet berbagai macam tulisan tentang seni dan budaya Indonesia. Baru Hilmi tahu ternyata tari Saman dan musik Angklung termasuk dalam "World Intangible Heritage" dari UNESCO. Jadi Hilmi langsung kebayang tari Saman yang pernah dia tonton dan pelajari dari Ivant. Tariannya indah dan perlu kekompakan. Hilmi juga terbayang perasaannya waktu main angklung di SD. Kagum, bangga terhadap seni dan budaya Indonesia itu perasaan yang disampaikan melalui lagunya.
- Mulailah menyusun lirik lagumu dengan mencocokannya dengan nada dalam bar-bar melodimu, sehingga tahu pemenggalan kata-katanya. Bait pertama berisi tentang perasaan Hilmi terhadap Indonesia. Kagum keragaman seni budayanya dan bangga karena mendapat pengakuan dunia. Bagian reffnya contoh musik (angklung) dan tari (saman) yang indah dan diakui dunia serta ajakan untuk mencintai Indonesia. Ini ternyata bagian yang sulit buat Hilmi. Yah begitulah risiko kalau membuat lirik belakangan setelah melodi jadi. Pada awalnya dia mau membuat lirik duluan, tetapi karena macet tidak punya ide, dia putuskan membuat melodinya duluan. Mulailah dengan yang mudah!
- Cobalah berulang-ulang menyanyikan lagumu sambil memainkan alat musik untuk memastikan lagumu sudah OK dengan pemenggalan kata/lirik yang pas. Hilmi berhasil membuat lagu sederhana dengan struktur sederhana 2 bait, 1 bait pertama (verse) 8 bar dan 1 bait reffrain (chorus) 8 bar
- Jangan lupa beri judul yang pas untuk lagumu. Ambil dari kata-kata yang ada dalam reffmu.
- Selamat !
Wednesday, April 20, 2011
Kenangan Musikal Laskar Pelangi - Pertunjukan Desember 2010
Metamorfosis (Lagi) Laskar Pelangi: Spektakuler!
Sejak dipentaskan mulai 17 Desember 2010 lalu, Musikal Laskar Pelangi menuai banyak kekaguman yang berseliweran via twitter. Saya memberanikan diri membayar Rp250 ribu untuk satu kursi di Gedung Teater Jakarta pada Sabtu, 8 Januari lalu.
Photo by: Dokumentasi Istimewa